Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh Kapolsek Kempo, IPTU Jubaidin, kejadian nahas tersebut terjadi saat cuaca ekstrem melanda sebagian besar wilayah pesisir Kempo. Saat itu, Ayudin diketahui sedang berupaya menyelamatkan perahunya yang masih berada di bibir pantai, khawatir akan terseret ombak atau tenggelam karena intensitas hujan yang tinggi dan angin kencang.
"Korban sempat berjalan ke perahunya di tepi pantai. Saat berada di atas perahu, tiba-tiba petir menyambar langsung mengenai tubuhnya. Korban jatuh telungkup ke dalam air laut yang saat itu memiliki kedalaman sekitar satu meter," jelas IPTU Jubaidin kepada wartawan Dorobatanews.net.
Usaha Penyelamatan dan Evakuasi
Saksi mata di lokasi kejadian adalah adik kandung korban, Jimi, yang melihat langsung peristiwa tragis itu. Ia bersama beberapa warga lain berusaha menolong dengan alat seadanya, menggunakan batang kayu untuk mengangkat tubuh korban ke darat sambil menghindari kemungkinan sambaran petir susulan.
Setelah berhasil dievakuasi ke tepi pantai, warga setempat secara spontan melakukan ritual adat dengan menutupi jenazah menggunakan daun bidara, yang dipercaya masyarakat setempat sebagai bagian dari penghormatan dan perlindungan secara spiritual terhadap orang yang meninggal secara mendadak, apalagi dalam kondisi tragis.
Kapolsek Kempo yang menerima laporan dari warga segera bergerak ke lokasi bersama tim piket dan mobil patroli. Korban kemudian dibawa ke Puskesmas Kempo guna memastikan kondisi medis. Namun, setibanya di puskesmas dan setelah diperiksa oleh tenaga kesehatan, korban dinyatakan telah meninggal dunia.
Jenazah selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya di Dusun Nciu.
Himbauan Kepolisian. Waspadai Cuaca Ekstrem
Menanggapi kejadian tersebut, Kapolsek Kempo IPTU Jubaidin mengimbau kepada seluruh warga di wilayahnya agar lebih waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem, terutama saat memasuki musim penghujan yang kerap disertai petir dan angin kencang.
"Kami mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan dan petani yang bekerja di luar ruangan, agar selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum beraktivitas. Jika hujan disertai petir, sebaiknya hentikan semua aktivitas di luar dan cari tempat berlindung yang aman," tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar keselamatan jiwa selalu menjadi prioritas dibandingkan dengan menyelamatkan harta benda.
"Perahu bisa diperbaiki atau diganti. Tapi nyawa tidak bisa. Jangan mengambil risiko hanya demi menyelamatkan barang atau perahu. Lindungi diri sendiri dan keluarga dari bahaya, terutama saat cuaca tidak bersahabat," tambah IPTU Jubaidin.
Koordinasi Adat dan Medis Perlu Ditingkatkan
Pihak kepolisian juga mencatat bahwa proses evakuasi sempat mengalami sedikit keterlambatan karena sebagian keluarga dan warga melakukan ritual adat sebelum jenazah diserahkan ke tim medis. Meski aparat menghargai kearifan lokal, IPTU Jubaidin menegaskan pentingnya koordinasi yang lebih cepat dan efisien di masa depan, khususnya dalam situasi darurat yang menyangkut keselamatan jiwa.
"Kami memahami dan menghormati tradisi masyarakat. Namun, ke depan kami harap koordinasi antara keluarga, aparat desa, dan tenaga medis bisa dilakukan lebih cepat agar setiap tindakan penyelamatan atau penanganan medis bisa berjalan optimal," pungkasnya.
Ucapan Duka
Redaksi Dorobatanews.net turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ayudin Jainudin. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran serta kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. (DT - Agus).
Posting Komentar
0Komentar