Dompu , Dorobatanews.net Puluhan wartawan dari berbagai media lokal di Kabupaten Dompu menyatakan penolakan tegas terhadap kegiatan turnamen futsal yang rencananya akan digelar pada Agustus mendatang dengan sponsor utama dari PT Sumbawa Timur Mining (STM). Kegiatan yang diklaim sebagai bentuk apresiasi terhadap insan pers itu justru menuai gelombang kritik dan kecaman. Para jurnalis menilai kegiatan ini sarat kepentingan pencitraan sepihak, dilakukan tanpa transparansi, dan mencederai etika profesi kewartawanan.
Penolakan tersebut muncul setelah beredar informasi bahwa acara futsal yang akan melibatkan sejumlah wartawan Dompu itu tidak dilakukan dengan koordinasi terbuka dan menyeluruh. Mayoritas wartawan mengaku tidak mengetahui rencana kegiatan tersebut hingga informasi tersebar di kalangan terbatas, yang ditengarai hanya melibatkan pihak - pihak tertentu yang dekat dengan perusahaan.
"Ini Bukan Olahraga, Ini Soal Integritas"
Salah satu kritik keras datang dari Syamsuddin AG, jurnalis senior yang juga menjabat di bidang kelembagaan Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Dompu. Ia menegaskan bahwa persoalan ini bukan semata - mata soal kegiatan olahraga, melainkan soal prinsip dasar dalam hubungan antara perusahaan dan media.
"Ini bukan soal olahraga, ini soal integritas. Tidak ada transparansi dalam penyelenggaraan acara ini. Beberapa rekan yang terlibat juga tidak mewakili komunitas pers secara umum. Ini jelas mencederai semangat kolektif dan independensi kami sebagai jurnalis," ujarnya.
Upaya Pencitraan yang Dinilai Cacat Etika
Sejumlah wartawan lainnya menilai bahwa kegiatan ini adalah bagian dari strategi komunikasi yang keliru dan bahkan kontra - produktif. Di tengah sorotan publik terhadap proses perpanjangan izin eksplorasi tambang di wilayah Kecamatan Huu, perusahaan justru dinilai menggunakan pendekatan ‘kosmetik’ untuk membentuk citra positif di mata publik.
"Kami bukan alat pencitraan. Kalau perusahaan memang ingin membangun relasi baik dengan media, lakukan secara terbuka dan profesional. Bukan dengan kegiatan tertutup yang hanya mengakomodasi segelintir orang," ujar Syam.
Ancaman terhadap Kredibilitas Jurnalisme Lokal
Para wartawan juga mengkhawatirkan bahwa jika pola pendekatan semacam ini dibiarkan, maka akan terbentuk opini publik yang keliru bahwa profesi jurnalis bisa diperalat untuk kepentingan perusahaan atau pihak berkepentingan lainnya. Ini, menurut mereka, berbahaya bagi eksistensi dan kredibilitas media lokal yang selama ini berperan penting dalam menjaga keterbukaan informasi dan kontrol sosial.
Dalam pernyataan sikap tertulis yang dirilis secara kolektif, para wartawan Dompu mendesak PT STM untuk mengevaluasi pendekatan komunikasi yang selama ini dilakukan. Mereka menegaskan bahwa media bukanlah alat legitimasi, melainkan mitra kritis dalam proses demokrasi.
"Kami berharap ini menjadi pelajaran penting. Libatkan media secara menyeluruh dan adil, bukan hanya yang "berdekatan" atau nyaman bagi perusahaan. Komunikasi yang sehat dibangun atas dasar keterbukaan dan kejujuran, bukan melalui pendekatan elitis dan pencitraan," tegas Syam, salah satu perwakilan wartawan Dompu.
Tuntutan untuk Evaluasi dan Klarifikasi
Wartawan Dompu mendesak PT STM untuk segera memberikan klarifikasi atas kegiatan yang dinilai penuh kejanggalan tersebut. Mereka juga meminta adanya dialog terbuka antara perusahaan dan insan pers lokal agar tercipta hubungan yang lebih transparan, setara, dan saling menghormati fungsi masing - masing.
"Kami tidak menolak kerja sama atau kegiatan bersama. Tapi itu harus dilakukan dengan prinsip profesionalisme, keterbukaan, dan menjunjung tinggi etika. Bukan diam - diam dan hanya untuk kepentingan memperbaiki citra perusahaan," tambah seorang jurnalis senior lainnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak PT Sumbawa Timur Mining belum memberikan tanggapan resmi atas kritik dan penolakan yang berkembang luas di kalangan wartawan Dompu. (DT - 001).
Posting Komentar
0Komentar