Sabtu pagi, (25/10), ketika suasana pasar sedang ramai oleh warga yang berbelanja kebutuhan harian, aroma busuk dari tumpukan sampah menyergap para pedagang dan pembeli. Jalan utama yang seharusnya menjadi akses lancar kini dipenuhi sampah rumah tangga dan sisa dagangan yang belum diangkut. Akibatnya, beberapa pengendara terpaksa menghindar ke sisi jalan lain agar tidak melintasi area yang kotor.
Pedagang dan Warga Mulai Resah
Kondisi tersebut menimbulkan keresahan di kalangan pedagang dan warga sekitar. Mereka mengaku sudah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak terkait, namun hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah.
"Sudah beberapa hari sampah di sini tidak diangkut. Kalau begini terus, pembeli bisa enggan datang. Kami yang rugi," keluh Rahmawati, salah satu pedagang sayur di Pasar Soro.
Menurut para pedagang, penumpukan sampah kerap terjadi karena keterlambatan pengangkutan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Di sisi lain, kurangnya kesadaran sebagian masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya juga memperparah situasi.
Lapak Tertutup, Dagangan Tak Terlihat
Selain masalah kebersihan, para pedagang juga mengeluhkan desain bangunan lapak yang dinilai kurang strategis. Posisi kios yang hanya memiliki rolling door di bagian tengah bangunan membuat dagangan mereka tidak terlihat dari arah jalan raya. Akibatnya, pembeli yang melintas sering tidak menyadari adanya lapak di dalam area pasar.
"Kami sudah usul agar bagian depan pasar dibuka menghadap jalan. Kalau jualan kami kelihatan, pasti pembeli lebih ramai. Kami bahkan siap memperbaiki sendiri bangunannya, asal pemerintah mengizinkan," ujar H. Ahmad, pedagang sembako di pasar tersebut.
Keluhan ini bukan tanpa alasan. Banyak pedagang mengaku pendapatan mereka menurun sejak lapak dipindahkan ke area dalam. Sementara itu, area depan pasar yang menghadap jalan justru terlihat sepi dan tidak termanfaatkan dengan baik.
Harapan untuk Pemerintah Kabupaten Dompu
Masyarakat Pasar Soro kini menaruh harapan besar kepada Pemerintah Kabupaten Dompu, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) agar segera turun tangan. Mereka berharap ada langkah nyata berupa penataan ulang area pasar, pengelolaan sampah yang lebih rutin, dan perbaikan desain lapak agar pasar kembali hidup dan nyaman dikunjungi.
"Pasar ini jantung ekonomi masyarakat Kempo. Kalau kotor dan tidak tertata, otomatis perekonomian rakyat juga ikut terganggu," ujar M. Yusuf, tokoh masyarakat setempat.
Dengan penanganan yang cepat dan kolaboratif, para pedagang yakin Pasar Soro dapat kembali menjadi pusat aktivitas ekonomi yang bersih, tertib, dan ramai seperti dulu. Warga berharap pemerintah tidak hanya datang ketika masalah sudah viral, tetapi benar-benar hadir memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat kecil. (DT - Agus).

Posting Komentar
0Komentar