Dompu, Dorobatanews.net ~ Dalam upaya mendorong kemandirian ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Soro, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sukses memanfaatkan dana ketahanan pangan sebesar Rp179 juta untuk menciptakan pusat ekonomi masyarakat yang inovatif sekaligus menghadirkan ruang kebahagiaan bagi anak-anak.
Program ini dijalankan sebagai bagian dari strategi pembangunan desa berbasis potensi lokal dan gotong royong. Dana yang bersumber dari alokasi ketahanan pangan tahun anggaran 2025 ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan produktivitas dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, tetapi juga mencakup aspek sosial dan kesejahteraan warga desa secara menyeluruh.
Transformasi Lapak Jadi Sentra Ekonomi Baru
BUMDes Desa Soro, di bawah kepemimpinan Bapak Syahril selaku Ketua, menggagas pembangunan lapak usaha yang didesain modern dan fungsional. Lapak-lapak tersebut dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti kulkas, talase (etalase), serta jaringan listrik untuk menunjang aktivitas para pelaku UMKM lokal. Hal ini bertujuan agar para pelaku usaha kecil dapat meningkatkan kualitas produk, memperluas jenis barang dagangan, dan meningkatkan daya saing usaha mereka di pasar lokal.
“Dengan adanya fasilitas ini, kami sebagai pelaku usaha merasa sangat terbantu. Kini kami bisa menyimpan bahan makanan lebih awet, menampilkan barang dengan lebih menarik, dan melayani pelanggan dengan lebih baik,” ungkap salah satu pelaku usaha yang menjadi penerima manfaat program.
Dukungan Modal dan Fasilitas Penunjang
Selain penyediaan lapak, BUMDes juga memberikan dukungan berupa modal usaha serta pelatihan manajemen sederhana kepada para pedagang. Hal ini menjadi penting untuk memastikan keberlanjutan usaha dan meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dalam mengelola bisnis mereka secara mandiri dan profesional.
Program ini tidak hanya difokuskan pada sisi ekonomi, namun juga memperhatikan dimensi sosial dengan menghadirkan ruang bermain bagi anak-anak desa. Salah satu inisiatif yang cukup unik adalah penyediaan ban dalam bekas sebagai alat bermain dan mandi di perairan desa. Sentuhan kecil ini ternyata membawa kegembiraan tersendiri bagi anak-anak dan menjadi simbol perhatian terhadap kebahagiaan masyarakat kecil.
Ketua BUMDes: "Ini Bukan Sekadar Program, Tapi Gerakan"
Ketua BUMDes Desa Soro, Bapak Syahril, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan wujud nyata bagaimana BUMDes dapat menjadi motor penggerak pembangunan desa yang partisipatif dan berkelanjutan.
"BUMDes adalah ujung tombak ekonomi desa. Melalui dana ketahanan pangan ini, kami tidak hanya menggerakkan roda usaha masyarakat, tetapi juga menanamkan semangat gotong royong, kemandirian, dan kreativitas. Ini bukan sekadar program, tapi sebuah gerakan perubahan dari desa untuk desa," ujarnya dengan penuh semangat.
Sambutan Positif dari Warga dan Pemerintah Desa
Program ini mendapat respon positif dari berbagai elemen masyarakat. Para pelaku usaha menyampaikan apresiasi atas fasilitas yang diberikan, sementara warga lainnya menilai program ini membawa dampak nyata terhadap peningkatan kualitas hidup di desa. Dukungan dari Pemerintah Desa Soro pun menjadi faktor penting dalam kelancaran pelaksanaan program.
Kepala Desa Soro menyampaikan bahwa langkah yang diambil BUMDes ini sejalan dengan visi pembangunan desa yang berkelanjutan dan inklusif. “Kami akan terus mendukung inisiatif yang mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, apalagi jika itu bisa memberikan manfaat langsung, seperti yang dilakukan BUMDes saat ini,” ujarnya.
Menjadi Inspirasi bagi Desa Lain
Keberhasilan BUMDes Desa Soro dalam mengelola dana ketahanan pangan ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Dompu, bahkan di seluruh NTB. Dengan manajemen yang transparan, inovatif, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama, Desa Soro menunjukkan bahwa kemajuan desa bisa dicapai melalui kerja kolektif dan pemanfaatan potensi lokal yang tepat.
"Dari desa, oleh desa, dan untuk desa - inilah semangat yang kami usung. Kami ingin menunjukkan bahwa dana desa, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat," tutup Bapak Syahril. (DT - Agus).
Posting Komentar
0Komentar