Dengan semangat "Bangkitkan Literasi Dompu!", inisiatif ini hadir untuk menumbuhkan budaya membaca, menulis, dan berpikir kritis di kalangan pelajar. Program ini tidak sekadar menyalurkan bantuan buku dan perangkat belajar, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan sosial siswa melalui pendekatan edukatif yang humanis.
Gerakan Mandiri, Bukan Sekadar Bantuan
Berbeda dari kebanyakan program sosial yang bergantung pada dana pemerintah, kegiatan ini dijalankan secara mandiri. Pendanaan utama berasal dari komitmen pribadi Direktur PT Tiga Pilar Dompu bersama para mitra usaha.
"Ini adalah misi kemanusiaan. Anak-anak Dompu tidak boleh dibiarkan buta huruf di era digital," tegas Khaerul Akbar.
Dukungan datang dari berbagai pihak, termasuk kalangan pengusaha muda Dompu yang menilai gerakan ini sebagai bentuk nyata kepedulian dunia industri terhadap masa depan pendidikan daerah.
"Fakta di Lapangan dan Lahirnya “Pailit Project"
Program ini berawal dari keprihatinan terhadap masih banyaknya siswa SMP yang belum mampu membaca dengan lancar. Dari temuan lapangan itulah lahir "Pailit Project", sebuah gerakan literasi terpadu yang melibatkan psikolog, sosiolog, dan relawan pendidikan.
Nama "Pailit" dipilih untuk menggambarkan kondisi krisis semangat literasi yang perlu segera "diselamatkan". Pendekatan awal program ini difokuskan pada peningkatan motivasi dan kepercayaan diri siswa, sebelum mereka diajak mempelajari kemampuan membaca dan menulis.
Pendekatan Keluarga. Home Visit Literasi
Salah satu ciri khas program ini adalah kegiatan kunjungan rumah (home visit). Relawan datang langsung ke rumah siswa untuk memberikan pendampingan serta berdialog dengan orang tua. Pendekatan ini bertujuan membangun kesadaran bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara sekolah dan keluarga.
"Banyak orang tua baru sadar bahwa anaknya belum bisa membaca setelah kami datang berdialog," ujar salah satu relawan Golden Generation.
Menuju Kabupaten Literasi Pertama di NTB
Melihat dampak positif di sekolah-sekolah percontohan, PT Tiga Pilar Dompu berencana memperluas program ke seluruh SMP di Kabupaten Dompu pada tahun mendatang. Tahap perluasan akan dimulai dari Kecamatan Dompu sebagai pusat penggerak utama.
Komunitas Golden Generation menargetkan Dompu menjadi kabupaten literasi pertama di Nusa Tenggara Barat, bahkan menjadi model bagi daerah untuk "Dompu Maju".
Pendidikan, Tanggung Jawab Bersama
Kisah PT Tiga Pilar Dompu dan Golden Generation menjadi contoh nyata bahwa dunia usaha dapat berperan aktif dalam memperkuat kualitas pendidikan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diyakini dapat mempercepat terwujudnya visi "Dompu Maju, Literasi Tumbuh, Generasi Emas Bangkit."
"Bagi kami, literasi bukan sekadar kemampuan membaca, melainkan gerbang menuju masa depan yang cerdas dan berdaya saing," tutup Khaerul Akbar dan Mu'ad Zubaidi selaku pengusaha muda dengan penuh harap. (DT - Jun).

Posting Komentar
0Komentar